Terimakasih telah berkunjung di blog HESTI

Sabtu, 05 Januari 2013

BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Hubungan Antara Keteraturan Sosial dan Interaksi Sosial
Menurut proses terbentuknya

1.      Tertib sosial (social order) yaitu kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur di mana setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya. Misalnya, kehidupan sustu masyarakat desa bisa tenang, aman, dan tenteram karena semua warganya bertindak sesuai status dan peranannya.
2.      Order yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Contoh, adat istiadat yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan warganya, peraturan-peraturan yang menjadi pedoman tertib sekolah, dan peraturan yang ada dalam lingkungan RT atau RW. Order dapat dicapai apabila ada tertib sosial di mana setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya.
3.      Keajegan yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus menerus.
4.      Pola yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola dapat dicapai ketika keajegan tetap terpelihara atau teruji dalam berbagai situasi. Sebagai contoh, dalam menyelesaikan beberapa persoalan, masyarakat sebuah desa menggunakan cara bermusyawarah. Ternyata cara ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Karena sudah teruji, maka masyarkat desa tersebut memakai cara yang sama yaitu musyawarah sebagai pola untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di desa tersebut.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Gillin menyebutkan dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses asosiasi/bersekutu (processes of association) dan proses disosiatif/memisahkan (processes of dissociation). Prosesa asosasi merupakan proses menuju terbentuknya persatuan atau integrasi sosial. Proses disosiatif sering disebut pula sebagai proses oposisi (opposition process) yang berarti cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi Sosial yang Bersifat Asosiatif
Proses asosiatif mempunyai bentuk-bentuk, antara lain kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Kerja sama (cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila orang menyadari memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, serta menyadari bahwa hal tersebut bermanfaat bagi dirinya atau orang lain. Kerja sama timbul karena orientasi individu terhadap kelompoknya (in group) dan orientasi individu terhadap kelompok lainnya (out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama timbul apabila seseorang menyadari dirinyamempunyai kepentingan yang sama dengan orang lain. Proses sosial yang erat kaitannya dengan kerjasama adalah consensus.
Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki lima nentuk:
1.      Kerukunan atau gotong royong
2.      Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
3.      Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara untuk menghindari konflik yang bisa mengguncang organisasi.
4.      Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil sebab kedua organisasi memiliki struktur tersendiri.
5.       Joint-venture yaitu kerja sama dalam mengusahakan proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak dan perhotelan.
Selain itu, beberapa ahli juga membagi kerja sama dalam beberapa bentuk berikut
1.      Kerja sama spontan (kerja sama serta merta)
2.      Kerja sama langsung (hasil dari perintah atasan atau penguasa)
3.      Kerja sama kontrak (kerja sama atas dasar tertentu)
4.      Kerja sama tradisional (kerja sama sebagian dari antarunsur dalam sistem sosial.
Akomodasi (accommodation)
            Akomodasi memiliki dua makna, yaitu sebagai keadaan dan proses. Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antarindividu atau antarkelompok yang berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Akomodasi sebagai sebuah proses mengacu pada usaha-usaha manusia untuk meredamkan suatu pertentangan agar tercapai keseimbangan.
            Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan lawan. Tujuan akomodasi berbeda-beda, tergantung pada situasi yang dihadapi. Beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut
1.      Untuk mebghasilkan sintesis atau tititk temu antara dua atau beberapa pendapat yang berbeda agar menghasilakn suatu pola baru.
2.      Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara waktu.
3.      Berusaha megadakan kerja sama antarkelompok sosial yang terpisah akibat faktor sosial dan psikologis atau kebudayaan. Misalnya, kerja sama antarindividu yang berbeda kasta.
4.      Mengusahakan peleburan antarkelompok sosial yang terpisah, misalnya melalui perkawinan.
Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut
1.      Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik maupun psikologis.
2.      Kompromi (compromise) yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.
3.      Arbitrasi (arbitration) yaitu cara untuk mebcapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga, sebab pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
4.      Mediasi (mediation) hamper mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketigaya netral. Kedudukan pihak ketiga hanya sebagai penasihat yang mengusahakan jalan damai, tetapi tidak memiliki wewenang dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
5.      Konsiliasi (conciliation) yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.
6.      Toleransi (tolerance) yaitu bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang sifatnya formal.
7.      Stalemate terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang hingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik tertentu.
8.      Ajudikasi (adjudication) yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pegadaian.
9.      Segregasi (segregation) yaitu masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.
10.  Eliminasi (elimination) yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah.
11.  Domination yaitu pihak yang memiliki kekuatan besar untuk meminta pihak lain untuk menaatinya.
12.  Keputusan mayoritas (majority rule) yaitu keputusan yang diambil berdasarkan susra terbanyak dalam voting.
13.  Minority consest yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi dapat melakukan kegiatan bersama.
14.  Konversi yaitu penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
15.  Gencatan senjata (cease fire), yaitu penangguhan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.
Asimilasi (assimilation)
            Asimilasi merupakan usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Akulturasi (acculturation)
            Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan cirri kepribadian masing-masing.
Pesaingan (competition)
            Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kontravensi (contravention)
            Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan.
Pertentangan atau Konflik (conflict)
            Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar