Terimakasih telah berkunjung di blog HESTI

Jumat, 06 Januari 2012

GLOBAL WARMING
            Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu, dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutaman dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu di seluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global ini terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.

            Efek rumah kaca dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi:
25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer.
25 % diserap awan
45 % diadsorpsi permukaan bumi
5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsorpsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infara merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi
                                                         
Gambar 1.1: P  anas yang terperangkap di atmosfer  menentukan keseimbangan energy di bumi. 
Dalam keadaan normal efek rumah kaca dibutuhkan. Dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak jauh berbeda, artinya pada waktu malam suhu rata-rata sangat rendah bila tidak ada efek rumah kaca.
Selain gas CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2) , nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organic seperti gas metana (CH4) dan kholrofuoro karbon(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca dan disebut gas rumah kaca. Dalam tabel di bawah ini (table 1.1) tampak kontribusi dari gas-gastersebut pada efek rumah kaca dan sumber energy global.
            Tabel 1.1: Kontribusi Gas-Gas pada Efek Rumah Kaca dan Sumber Emisi Global
           
Gas
Kontribusi pada efek rumah kaca
Sumber emisi global
%
CO2
45-50%
Batu bara
Minyak bumi
Gas alam
Penggundulan hutan
Lainnya
29
29
11
20
10
CH4
10-20%



            Dampak Lingkungan Pemanasan Global
Selama era pra-industri mereka perkirakan efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 1 derajat-5 derajat celcius. Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3-2 % pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 derajat celcius sekitar tahun 2030.
            Apa akibat dari kenaikan suhu tersebut?
            Perubahan kenaikan suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih lanjut lagi, pemanasan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan dalam tanah dalam bentuk bahan-bahan organic yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba, yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
            Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir laut. Naiknya permukaan laut juga membawa implikasi lain seperti erosi wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, naiknya salinitas di wilayah Estuaria dan wilayah pesisir lainnya, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta naiknya tinggi gelombang. Akibat perubahan iklim global, keseimbangan biologis di laut akan mengalami perubahan yang dapat meningkatkan jumlah gangguan di lautan. Beberapa jenis gangguan ini diketahui mengeluarkan racun yang membahayakan kehidupan laut dan dapat meracuni manusia yang memakan ikan dan haso, laut lainnya.
            Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negative terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi social-ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Referensi: Rukaesih Achmad. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
           

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Global Warming memang menjadi permasalahan yang sulit untuk dipecahkan. Untuk dihambat langkahnya mungkin bisa, namun untuk dihambat adanay sudah tidak bisa. Tanpa disadari manusia setiap harinya menyumbang terjadinya global warming.
    Konservasi,hemat energi, itu salah satu kunci untuk menyelamatkan bumi kita.
    Hijaukan kembali negara kita. :)

    BalasHapus